ketebalan ban dalam untuk sepeda gunung

Sumber : Goesbike.com

Model ban dari produsen, Maxxis dan Panarecer inner tube

Memilih ketebalan ban dalam sepeda gunung memiliki fungsi dan pemakaian berbeda. Pabrik ban sepeda memberikan beberapa klasifikasi sesuai pemakaian. Umumnya informasi produk sudah diberikan pada box ban, seperti berapa ketebalan kulit ban dalam. Semakin tebal dinding ban dalam, semakin kuat dan tahan terhadap benturan.. Misalnya pemakaian ban untuk sepeda downhill mengunakan paling tebal, sedangkan ban untuk race mengunakan lapisan lebih tipis.

Sebagian pesepeda sudah mengetahui perbedaan ketebalan ban serta untuk pemakaian apa saja. Tetapi ada saja pesepeda yang belum mengetahui perbedaan tersebut. Terkadang memilih ban tipis dan ringan, belum tentu memberikan keuntungan bagi pemakainya. Salah memilih ban dalam akan merepotkan anda sendiri.

Dibawah ini keterangan sebagai contoh standar masing masing produsen ban untuk ukuran 26 inch dengan lebar 1.9 inch keatas.



Maxxis



Tipe Tebal Berat Pemakaian
Flyweight MTB Tube 0.45mm 95g Ditujukan untuk kecepatan, umumnya digunakan untuk race. Kekurangan tidak tahan terhadap benturan dan mudah bocor
Ultralight MTB Tube 0.6mm 110-126g Pemakain untuk race dan lebih tahan dari tipe diatas.
Welter Weight MTB Tube 0.9mm 160-200g Lebih tahan terhadap benturan. Cocok digunakan untuk pemakaian umum
Freeride 1.2mm 295g Dirancang untuk medan berbatu dan tahan benturan sehingga lebih tahan pecah.
Downhill Tube 1.5mm 400+g Sangat kuat karena lebih tebal, dan lebih tahan bila tekanan ban mengunakan tekanan rendah

Maxxis menempatkan bobot ban 160-200g untuk pemakaian biasa. Diatasnya ada 2 model, 2x lebih berat dan lebih tebal untuk ban heavy duty.
Sedangkan versi ringan dibagi dua, teringan dengan 0.95g dan ketebalannya separuh dari model ban medium



Panaracer

Panaracer memiliki 2 model ban saja untuk inner tube sepeda MTB. Umumnya mengunakan bahan Latex yang ringan dan lebih tipis. Latex digunakan sebagai bahan ban dalam sepeda gunung dengan alasan lebih fleksibel dari bahan karet. Konon ban jenis ini sama kuatnya tetapi lebih menguntungkan dengan bobot lebih ringan.

R’AIR

Mengunakan bahan latex ringan
TUBE SIZE WEIGHT VALVE/LENGTH
26 x 1.0-1.25 70g. Presta 32mm
26 x 1.0-1.25 71g. Presta 48mm

SUPER TUBE

Memiliki keunggulan lebih tipis dan ringan, tetapi kuat. Panaracer mengatakan tipe Super Tube dapat dipakai untuk sepeda DH. Beratnya hanya separuh dari model Maxxis.
Panaracer memberikan kekuatan dengan bobot ban diatas 230g untuk ban medium. Lebih berat dari Maxxis bagi ban dengan bahan karet alam
TUBE SIZE WEIGHT VALVE/LENGTH
26 x 1.625-2.10 230g. Presta 32mm
26 x 1.625-2.10 230g. Schreader
26 x 2.1-2.5 360g. Presta 32mm
26 x 2.1-2.5 360g. Schreader

Tips dan Trik Bersepeda di Tanjakan



Tips dan trik untuk mengatasi kesulitan ketika kita bersepeda pada trak tanjakan.
Persipan fisik yang matang dan kondisi sepeda yang fit tentunya menjadi hal pokok ketika kita bersepeda dimedan atau trek apapun baik flat trek (mendatar), descent (turunan) dan Climb (tanjakan).
Para penggemar Road bike (sepeda balap) tentunya bersepeda dijalan aspal yang cenderung halus, tidak menuntup kemungkinan para rider MTB juga bersepeda dijalan aspal untuk Cross Country atau keseharian dalam bersepeda baik untuk bekerja, sekolah ataupun sekedar berolahraga (fitness).
Medan aspal lebih cenderung digemari para roadbiker sedangkan medan offroad lebih cenderung untuk rider MTB, tips dan trik apakah yang tepat mengatasi medan tanjakan (climb) baik untuk road biker ataupun rider MTB.
Penyesuaian suspensi, teknik shifting (gigi transmisi), posisi ketinggian seatpost dan posi badan sangat menentukan kenyamanan kita ketika melibas tanjakan.

Penyesuaian Suspensi :
Tips ini untuk para rider MTB terutama cross country (XC) baik untuk medan aspal maupun offroad ringan. Ketika menghadapi tanjakan usahakan kunci (lock) suspensi depan anda agar tidak bekerja naik – turun.
Tips ini dengan tujuan ketika menanjak dan anda berdiri diatas sadel (sadle) untuk melakukan kayuhan pedal yang kuat, energi dan tenaga anda tidak terbuang percuma karena suspensi depan yang naik turun.
Suspensi yang static membuat energi ketika kita mengayuh sepeda dengan berdiri benar-benar tersalurkan secara menyeluruh pada crank.
Untuk sepeda MTB yang tidak mempunyai sistem lock, sebaiknya rider tidak dalam posisi berdiri ketika mengayuh pada tanjakan.
Untuk roadbiker penyesuaian suspensi tidak perlu karena fork depan sepeda balap sudah static.

Teknik Shifting
Tips ini berlaku untuk rider MTB maupun Roadbiker, shifting atau yang lebih dikenal dengan pemindahan gigi transmisi tentunya sudah akrab bagi anda penggemar olah raga sepeda. Shifter biasnya terletak pada handle bar (stang kemudi) sepeda kita. Shifter adalah perangkat yang terhubung dengan FD (front deraileur) dan RD (rear derailleur), FD dan RD inilah yang bertugas memidahkan gigi (chainrings) baik depan maupun belakang.
Shifting yang benar pada saat tanjakan tentunya akan memberikan kenyamanan tersendiri bagi rider.
Untuk rider yang mempunyai power (tenaga) dan otot kaki yang kuat, tidak menjadi masalah menggunakan Chainring (gir) depan paling besar dan gir belakang paling kecil,  karena shifting dengan model ini akan memberikan akselari maksimum pada saat kita menganyuh sepeda.
Untuk rider pemula shifting dengan menggunakan chainring (gir) depan paling kecil  dan belakang paling besar, memberikan kenyamanan ketika mengayuh pedal. Konsekuensi teknik shifting seperti ini, sepeda berjalan pelan. Tips untuk teknik ini usakan untuk tidak berdiri diatas sadel akan tetapi percepat putaran kayuhan pedal rider.
Dengan berlatih dan kebiasaan bersepeda, kita akan menemukan sendiri kemampuan otot kaki kita ketika menghadapi medan tanjakan, semakin sering bersepeda dan berlatih ditanjakan rider dapat mengukur shifting pada gir berapa yang tepat untuk menghadapi climb trek.

Posisi ketinggian Seatpost dan Sadel (sadle)
Seatpost (dudukan sadel) tentunya tidak terpisahkan dengan sadel (tempat duduk rider). Energi dan tenaga rider ketika melewati trek menanjak (climb) banyak terkuras. Tips untuk pengaturan seatpost ketika melewati tanjakan adalah usakan seatpost pada posisi maksimum kayuhan rider.
Ukur panjang kaki rider dengan meteran dengan tujuan memperoleh hasil yang akurat, tarik meteran dari telapak kaki hingga pangkal selangka. Kemudian ukur panjang Crank leght (lengan crank), misal panjang kaki 75cm dan crank lengt 25cm total adalah 95cm.
Tarik keatas meteran dari poros BB (Buttom Bracket) hingga sadle, sesuaikan ketinggian sadle dengan ukuran yang sudah anda peroleh. Ukuran tersebut merupakan titik maksimum ketika kaki kita mengayuh sepeda.
Jika terasa kurang nyaman kurangi ketinggian seatpost, tetap diingat bahwa posisi kaki haruslah hampir lurus ketika anda naik diatas sadle dan telapak kaki dipedal arah pedal jam enam (180 derajat).
Tips pengaturan ketinggian seatpost tersebut bertujuan agar energi dan tenaga rider ketika menganyuh diatas sadle tidak terbuang percuma.

Posisi Rider (Berdiri dan Duduk)
Standing Up (berdiri)
Kelebihan :
- Otot kaki bekerja maksimal dan menyeluruh, tekanan tidak hanya pada satu otot.
- Diperlukan power yang besar, sehingga akselerasi pada saat tanjakan menjadi lebih mudah.
Kekurangan :
- Rider menggunakan lebih banyak energi, karena kaki menopang berat tubuh secara keseluruhan.
- Posisi berdiri ketika menanjak mengakibatkan rider tidak bisa berjalan pelan karena cenderung melakukan akselerasi cepat.
Sitting Down (Duduk)
Kelebihan :
- Posisi rider duduk diatas sadel tentunya membuat badan terasa lebih rileks (santai), karena energy tidak terkuras berlebih.
- Beban tubuh bertumpu pada sepeda bukan pada kaki, otomatis energy yang anda punya lebih hemat.
- Rider dapat mengatur ritme bersepeda, baik untuk akselerasi cepat maupun perlahan.
Kekurangan :
- Rider dapat merasakan sakit yang berulang-ulang pada satu otot ketika trek tanjakan.
Pada dasarnya posisi duduk ketika bersepeda di medan tanjakan lebih baik dibandingkan ketika kita berdiri, energi yang kita keluarkan lebih sedikit dibandingkan posisi berdiri (standing-up).
Ketika rider melewati tanjakan yang tinggi, rider dapat mengkombinasikan 2 metode tersebut.
Posisi berdiri yang singkat ketika tanjakan tajam dapat menaikan ritme kayuhan sepeda kita.
Fokuskan posisi berdiri kita ketika mengayuh pada putaran crank, tips ini dapat menjaga tubuh tetap santai.
Kondisi sepeda yang prima juga sangat menentukan kesukseskan kita ketika melibas trek tanjakan. Berikan pelumas pada bagian pedal dan crankset.
Untuk roadbiker posiskan lengan tangan pada handle bar bagian atas dan usahankan lengan tangan tetap pada posisi santai.
Untuk rider MTB dan Roadbiker yang menggunakan flat bar, anda dapat menambah aksesoris pada handle bar berupa Tanduk (Bar End). Fungsi Bar End lebih untuk kenyamanan rider ketika menanjak.
Sumber : Zona Sepeda
 


Geometri frame sepeda





Bila  mencoba berbagai merek sepeda dengan berat yang sama, lihat dahulu sepeda tersebut masuk ke kelas apa. Coba rasakan mana yang lebih cocok. Hasilnya akan berbeda, dan berat sepeda sama bukan berarti memiliki kenikmatan yang sama. Hal yang penting adalah, ukuran geometri sepeda dan sistem suspensi sangat berpengaruhi pada kecepatan sepeda.

Saran dari sejumlah pengguna sepeda mengatakan abaikan berat sepeda ketika agan ingin membeli sebuah sepeda. Tetapi rasakan bahwa sepeda yang agan inginkan benar benar nyaman dan sesuai dengan kebutuhan agan. Kenyamanan langsung terlihat ketika pertama kali anda memutar tuas pedal sepeda.

Begitu merasakan ringannya pedal dan cocoknya geometri sepeda dengan badan anda. Itulah sepeda idaman yang anda butuhkan. Setelah Geometri sepeda cocok dengan anda, barulah dipikirkan untuk mencari komponen sepeda agar lebih ringan.

Berikut Geometri dalam sepeda:

TT= Top Tube Lenght
Adalah panjang toptube, biasanya makin besar ukuran frame, semakin panjang pula top tubenya, karena menyesuaikan dengan peruntukan sepeda dan jangkauan penggunanya..

HT= Head Tube
Pastikan steerer tube fork agan cukup panjang utk dimasukan kedalam HT ini...

ST= Seat Tube
Biasanya panjang seattube ini yg dijadikan patokan ukuran sebuah frame.. Biasanya 14", 15", 16", 17"..

CS= Chain Stay
Bagian ini berpengaruh pada kelincahan sepeda. Semakin pendek maka sebuah sepeda akan semakin lincah digunakan dan mudah untuk wheelie, sedangkan semakin panjang maka sepeda akan semakin stabil. Biasanya chainstay sepeda DJ pendek antara 390-410mm, sedangkan sepeda XC semakin panjang supaya tidak mudah wheelie di tanjakan.

WB= Wheel Base
Sama seperti Chain Stay Lenght, bagian ini juga berpengaruh pada kestabilan sepeda. Makin panjang sebuah sepeda maka semakin stabil juga saat dipakai di kecepatan tinggi. Biasanya ini juga dipengaruhi oleh ukuran framenya, semakin besar ukuran frame maka semakin panjang pula wheelbasenya.

BBH= Bottom Bracket Height
Semakin pendek BBH, maka semakin rendah titik gravitasi (center of gravity) sebuah sepeda dan ini akan berpengaruh kepada kestabilan sepeda juga akibatnya sebuah sepeda akan semakin mudah utk dipakai menikung di berm, namun semakin pendek BBH juga akan membuat sepeda semakin mudah mentok kalau bertemu batu atau kayu.

SOH= Stand Over Height
Semakin pendek SOH, maka semakin banyak clearance antara top tube dengan selangkangan anda.

HA= Head Angle
Semakin kecil derajatnya maka semakin rebah(slack) HA-nya. Ini akan berpengaruh kepada kestabilan sepeda agan, sedangkan semakin besar angkanya maka semakin tegak posisi forknya (steep) dan akan semakin lincah pula pengendalianya. Biasanya frame-frame DH yang rata2 digunakan di kecepatan tinggi akan menggunakan HA yang slack di 67-65 derajat.. sedangkan frame-frame XC di angka 70-71 derajat..

SA= Seat angle
Biasanya sama dengan headangle dan disesuaikan utk posisi riding anda.

berikut kami tunjukan gambar dengan contoh geometrinya :



contoh yg di atas adalah contoh geometri frame XC, kalau untuk frame DJ, geometrinya kita ambil contoh dari frame MERK YETI, berikut geometrinya :




UKURAN 12,5"

TT: 570 mm
cs: 385 mm
WB: 1045 mm
ST: 73 >> SUDUT DALAM DERAJAT
HT: 70 >> SUDUT DALAM DERAJAT
HT: 100 mm
BB: 15 mm
Sumber : erickariestio Kaskus

Merawat Sepeda Gunung




merawat sepeda 300x225 Tips Merawat Sepeda GunungBersepeda akan terasa nyaman jika sepeda yang kita kendarai selalu dalam kondisi bagus, bagaimana merawat sepeda gunung MTB agar selalu dalam performa maximum. Salah satu cara adalah dengan selalu mencucinya, mencuci sepeda gunung akan membuat sepeda bersih dari kotoran yang mengganggu kinerja dan performa optimal sepeda gunung kita.
Berikut merupakan Tips dan Trik untuk merawat sepeda gunung dengan cara mencuci sepeda MTB dengan benar, tips dan trik ini memberikan teknik membersihkan MTB mulai dari sadel hingga sistem pengereman. Keseluruhan proses dapat di lakukan tidak kurang dari 35 – 40 menit.
Berikut langkah-langkah mencuci sepeda MTB dengan baik dan benar :
1. Lepas semua aksesoris yang berada di handle bar (stang), misal : bel, lampu, spidometer dll. Jika anda menggunakan V brakes lepas kabel penghubungnya dengan menekan kedua sisi calipers. Teknik melepas kabel v brakes ini berlaku juga jika anda menggunakan V brakes pada roda belakang.
2. Putar balik sepeda anda, untuk menghidari lecet pada sadel dan grips kita dapat memakai alas yang tidak terlalu keras dan empuk misal kita dapat menggunakan matras dengan ketebalan 5mm.
Cara membalik sepeda dengan benar adalah anda berdiri di samping sepeda pegang bagian suspensi depan (down tube) dan satu tangan memegang seat pos (dudukan sadel). Kemudian putar secara perlahan hingga sepeda terbalik.
3. Melepas roda depan dan belakang, buka pengencang as roda depan dengan membukan klip pengunci jika ada, jika sepeda anda tidak menggunakan klip, anda harus menggunakan kunci pas sesuai dengan ukuran baut yang di gunakan sebagai pengunci as roda depan.
Untuk melepas Roda belakang, lepas pengencang as roda belakang, tarik kebelakang sistem pemindah gigi (RD) rear derailleur secukupnya sehingga roda belakang bisa di tarik keatas dan terlepas.
4. Membersikan sistem penggerak (rantai, gir, pedal, rear derailleur). Siapkan sikat dan air bersabun. Mulailah menyikat RD dengan sikat yang telah di basahi air sabun, untuk membersikan rantai gunakan lap kain yang lembut, basahi lap tersebut dengan air sabun putar rantai dengan memutar pedal anda kedepan sehingga rantai berputar. Tempelkan lap pada rantai sepeda anda sehingga kotoran yang ada menempel pada lap tadi.
Lanjutkan dengan membersikan Crank (gir depan, lengan pedal dan pedal) dengan sikat yang sudah di basahi dengan air sabun, sikat secara merata dan teliti sehingga semua bagian penggerak depan terkena air sabun dan kotoran terlepas, kemudian lap dengan lap bersih.
Bersihkan pedal dan bagian sisi dalam gir dengan sikat dibasahi air sabun, lanjutkan dengan mengeringkan dengan lap bersih.
5. Membersihkan bagian bawah frame, gunakan lap kain dan air sabun. Lap secara merata ke seluruh bagian frame, handle bar (stang depan), bagian top tube (frame atas), dan seatways (frame belakang). Jangan lupa membersihkan kabel pemindah gigi dan penarik rem.
6. Membersikan Sistem Roda.
Gunakan lap kain dan air sabun roda depan dan belakang, anda dapat menggunakan cairan pembersih kotoran jika ada kotoran yang susah di buang, misal menggunakan WD-40. Bersihkan kotoran pada as roda, hub dan keseluruhan roda termasuk jari-jari roda.
Jika anda menggunakan cakram pada roda anda cukup sikat dengan teliti di semua bagian cakram.
7. Mengecek Sistem Roda
Pasang kembali roda depan dan belakang, pastikan klip pengenceng roda terpasang denga baik dan dapat mengunci roda dengan sempurna. Mungkin kita sedikit menemui kesulitan untuk memasang kembali roda belakang, tipsnya masukan gir belakang di antara mata rantai dan tekan kebawah sehingga dapat masuk ke dudukan roda belakang dengan sempurna, lakukan dengan hati-hati.
Setelah semua roda terpasang cek putaran roda baik depan dan belakang amati dengan seksama apakah goyang atau tidak, jika goyang kemungkinan besar jari-jari roda perlu di stel ulang. Anda dapat memperbaikinya sendiri dengan menggunakan kunci jari2 roda atau membawanya ke bengkel sepeda.
8. Cek Sistem pengereman
Merupakan salah satu bagian fital dari sepeda ada rem, jika tidak dapat berfungsi dengan baik keselamatan kita menjadi taruhannya. Untuk mengecek rem roda depan berdirilah di depan sepeda anda dan tekan rem roda depan, kemudian tarik sepeda kedepan jika frame dan roda belakang terangkat berarti rem roda depan masih berfungsi dengan baik, jika tidak segera ganti kampas rem depan dengan yang masih bagus.
Untuk rem roda belakang, berdirilah di depan sepeda anda dan tekan rem belakang, jika roda depan terangkat diantara sela kaki anda kemungkinan rem belakang masih berfungsi dengan baik, jika tidak segera cek dan ganti kampas rem dengan yang baru.
Kedua tips untuk pengecekan sistem pengereman tersebut dapat di terapkan baik rem dengan V brake atau dengan Disc brake. Cek semua setelan kabel atau minyak rem (dish brake dengan oil).
9. Pelumas
Tip untuk melumasi bagian-bagian penting sepeda gunung anda adalah bagian rantai, shifter, sistem pengerak roda depan dan belakang (FD-RD), pedan dan lengan pedal.
Gunakan pelumas yang bagus jangan menggunakan oli bekas, gunakan cairan pelumas yang khusus untuk rantai, banyak beredar di pasaran adalah pelumas untuk rantai kendaran roda 2 bermotor.
(sumber : zonasepeda.com)

Trend Sepeda Hybrid (Hybrid Bike)


sepeda Hybrid

Hybrid bike, apakah sebenarnya diskripsi mengenai Hybrid bike. Hybird bike adalah sebuah sepeda yang memadukan karateristik roadbike dan mountain bike (MTB) menjadi sebuah sepeda yang kuat, nyaman dan mampu melaju lebih cepat dijalan aspal dibandingkan sepeda MTB biasa.
Hybrid bike didesain untuk general-purpose utility (umum), commuter dijalan beraspal dan tidak beraspal. Sepeda Hybrid biasanya banyak dipergunakan dikota-kota besar terutama yang sudah memiliki jalur sepeda. Hybrid bike pada awal munculnya lebih dikenal dengan City bike, Cross bike atau Commuter bike. Mengambil fitur yang dimiliki MTB dan Roadbike dengan tujuan memperoleh sepeda general commuting dan transportasi harian.
Biasanya Hybrid bike menggunakan Crank (gir depan) MTB yang berjumlah tiga (triple crank), meskipun saat ini sudah banyak Hybridbike yang menggunakan Crank Roadbike. Hybrid bike menggunakan stang kemudi (handlebar) yang membuat posisi rider lebih tegak dibandingkan standart roadbike handlebar.
Rem (brake) yang digunakan pada Hybrid masih mengaplikasi sepeda MTB yaitu linier atau tarikan (v-brake) dan menggunakan Disc. Roda pada Hybrid Bike biasanya menggunakan ukuran 700c (ukuran diameter roda sepeda balap), diameter roda yang lebih besar dibandingkan MTB bertujuan untuk memperoleh kecepatan yang lebih. Penggunaan ukuran tapak ban dan rims (pelak) pada Hybrid bike lebih besar dibandingkan dengan roadbike (sepeda balap) bertujuan meningkatkan kekuatan sepeda hybrid jika melintas medan non aspal.
Fitur Hybrid yang diperoleh dari MTB (sepeda gunung):
- Kerangka (frame) yang lebih tegak, menawarkan posisi bersepeda lebih naik dan nyaman.
- Frame Hybrid yang besar dapat mecahkan masalah bagi anda yang suka touring jarak jauh dan membawa beban yang besar melewati jalan aspal.
- Tapak ban yang lebih besar untuk memberikan traksi yang lebih baik dan stabil.
Hybrid MTB
Fitur Hybrid yang diperoleh dari Roadbike :
- Rims (pelak) yang ringan memberikan kecepatan lebih.
- Diameter pelak 700c seperti pada roadbike memberikan kecepatan lebih.
- Komponen yang ringan dan gearing lebih tinggi untuk melaju lebih cepat.
Roda (Wheelset)
Wheelset Hybridbike merupakan kombinasi antara roadbike dan MTB. Rims yang besar memberikan stability(stabil) dan durability (daya tahan). Banyak pakar cycling menyarankan, memberikan tekanan udara yang lebih pada ban. Tekanan udara yang lebih tinggi memungkinkan sepeda dapat melaju lebih cepat dan mengurangi hambatan ketika roda menggelinding (rolling resistant).
Rim (pelak) dan jari-jari (spoke) roda sepeda hybrid, lebih ringan di bandingkan rims dan spoke MTB. Karena vendor pembuat sepeda hybrid berasumsi rider tidak akan melakukan offroad seperti yang dilakukan Mountain bike.
hydrid frame
Frame (rangka)
Frame sepeda hybrid kebanyakan terbuat dari aluminium atau baja ringan (juga disebut “Cro-Moly”), karena kekuatan dan ketahanan bahan tersebut. Frame berbahan allu atau Cromoly selain kuat juga murah. Dalam perkembangannya Hybridbike sudah mulai menggunakan Carbon Frame.
Handlebar (stang kemudi)
Setang pada Hybridbike biasanya datar seperti pada MTB, dan lebih lebar. Handle bar seperti ini memberikan kenyamanan bagi pengendara karena posisi duduk yang tegak dan tidak terlalu membungkuk.  Handlebar Hybridbike memberikan penglihatan yang luas bagi rider dan control kemudi maksimum dibandingkan dengan roadbike.

Riding position
Posisi ketika bersepeda, Hybridbike seperti halnya sepeda MTB desainnya memungkinkan rider berdiri tegak ketika ridding. Variasi posisi tersebut dapat mengurangi stress pada leher dan punggung pengendara sepeda.
Gears (gir)
Hybridbike memiliki jumlah gir yang lebih, umumnya hybridbike mempunyai triple crank. Jumlah yang lebih gir tersebut bertujuan memungkinkan pengguna hybrid bike melewati tanjakan dengan ringan, melaju dengan cepat dimedan mendatar dan turunan tajam.
Pada umumnya Hybridbike tidak dilengkapi dengan roda gigi dalam ratio rendah seperti MTB. Cassete Sproket sepeda Hybrid lebih diset mendekati roadbike. Biasanya Hybridbike memiliki 2-3 chainrings depan dan 8-9 Cassete Sproket dengan ratio 16-27.
Pedal
Pedal pada sepeda Hybrid tidak jauh berbeda sepeda MTB kebanyakan. Rider yang lebih advanced (berpengalaman) menggunakan clips pada pedal Hybridbike, yang bertujuan untuk efisiensi pedaling.
Penggunaan clips memungkinan rider menggunakan sepatu khusus ketika bersepeda, penggunaan sepatu khusus tersebut membutuhkan cleated (penghubung antara pedal clips dengan sepatu).
Untuk Hybridbike yang sering melintas dijalan dengan lalu lintas padat penggunaan clips tidak disarankan, karena frekuensi anda menurunkan kaki lebih sering.
Aksesoris
Hybridbike seperti halnya sepeda pada umumnya menggunakan aksesoris standar sesuai dengan kebutuhan. cyclocomputer, pompa mini, tas peralatan, bottle cage dan tempat minum. akseoris tersebut adalah semua yang anda butuhkan untuk mandiri ketika ridding.
[bicycling.about.com]
[wikipedia]
Vendor pembuat sepeda tidak mau ketinggalan dengan adanya trend ini, sepeda kebanggaan dalam negeri Polygon, juga memproduksi Hybrid bike seperti; Trexia, Waltz, Xabre hingga Heist. Bebera merk sepeda luar seperti specialized, giant dan trek juga mempunyai banyak varian Hybridbike. (zonasepeda.com)
dikutip : transbiker.wordpress.com

Manfaat Menggunakan Bar End Pada MTB / Hybrid Bike



Bar Ends, merupakan salah aksesoris pelengkap yang digunakan di sepeda MTB atau Hybrid yang menggunakan Flatbar. Tidak ada salahnya kita memahami lebih mendalam, kelebihan dan kekurangan penggunaan Bar ends pada sepeda terutama MTB Hard Trail dan Hybrid Bike.
Bar ends merupakan salah satu komponen pelengkap dalam bersepeda, merupakan ektensi yang terpasang diujung setang kemudi sepeda. Pada umumnya Bar ends dipasang di MTB Hardtrail dan Hybrid. Para rider menggunakan Bar ends bertujuan  memberikan variasi jenis peganggan ketika berkendara dan dapat mengatuh posisi tubuh ketika riding.
Bar ends dapat juga meningkatkan kenyamanan bagi pengendara karena posisi tangan yang netral (telapak tangan ke dalam). Posisi tangan yang nyaman memberikan efek lebih pada ketegangan otot tangan ketika riding.
Beberapa Bar ends sudah include dengan stang kemudi alias dilas menjadi satu dengan handlebar atau menjadi satu dengan handlegrip.  Bar ends mulai populer di awal 1990-an, mulai ditinggalkan ketika akhir tahun 1990-an. Dalam beberapa kasus, Bar ends menyulitkan rider ketika melintas medan yang berkelok, penggunaan bar ends yang terlampau panjang juga dapat mengganggu kenyamanan ketika melintas dimedan cross country yang banyak pepohonan.
Ergo Bar Ends
Ergo Bar Ends

Penggunaan Bar ends juga memberikan efek negatif ketika melakukan pengereman mendadak, karena rider harus memidah posisi tangan sehingga sepeda tidak berhenti seketika.
Berikut Kelebihan dan kekurangan penggunaan Bar ends.
Kelebihan :
- Memberikan kenyamanan riding ditanjakan
- Memungkinan tubuh untuk bernafas lebih nyaman, karena bagian atas tubuh terbuka.
- Beberapa model Bar ends dapat melindungi tangan anda ketika jatuh (posisi tangan normal).
- Membantu mencegah kelelahan (fatigue) dengan menawarkan lebih banyak variasi posisi tangan.
- Sedikit banyak membantu menambah kecepatan, karena posisi rider menjadi lebih menunduk.
Kekurangan :
- Menambah berat sepeda, karena adanya komponen tambahan.
- Jika menggunakan Flatbar berbahan Carbon, resiko setang kemudi patah sangat besar.
- Bar ends yang banyak beredar memakan kurang lebih 1Inch handlebar, jika anda rider yang memiliki bahu yang lebar tentunya penggunaan bar ends sedikit mengganggu kenyamanan.
- Peningkatan resiko cidera ketika crash, posisi tangan pada bar ends.
Tips pemasangan Bar ends :
Tidak ada aturan baku mengenai sudut kemiringan bar ends, kita dapat memulainya dari sudut 45 derajat. Jika dirasa posisi tangan terlalu maju kedepan atau terlampau kebelakang aturlah sesuai kenyamanan ketika ridding.
Specialized Carbon Bar ends
Specialized Carbon Bar ends

Bar ends yang panjang dan terpasang terlampau kebelakang membuat sepeda terlihat kurang menarik dan menambah resiko ketika jatuh .
Gunakanlah Bar ends yang egronomis sesuai dengan lekukan gengaman tangan, bar ends yang egronomis memberikan kenyamanan lebih ketika touring jarak jauh.
Carbon Bar ends
Carbon Bar ends

Jika kocek berlebih tidak ada salahnya menggunakan Bar ends berbahan carbon (mengurangi bobot sepeda) atau grip handlebar yang include dengan bar ends.
Grip Bar end - Foto Bikeradar.com
Grip Bar end – Foto Bikeradar.com

ref:
- wikipedia
- dirtworld
Jika ada menggunakan riser bars, ada baiknya jangan menambah bar ends. Selain fungsinya menjadi terkecualikan, banyak rider yang akan melihat tampilan sepeda anda terlihat aneh. Happy Cycling
dikutip dari zonasepeda.com

Tips Memlilih Sepeda



Saat pertama kita membeli MTB dari beberapa toko toko sepeda…sebagai newbie, banyak yang terbius oleh produk eye catching atau bentuk sepeda yang kekar, atau berat frame dan komponen yg ringan, produk – produk branded,harga yg mahal ( karena menurut penjual harga menjamin produk tersebut ), dan lain-lain

Ternyata, survey dari beberapa atlit dan pembalap MTB yg mempunyai prestasi di kalangan lokal maupun nasional, bahwa sepeda yang diperlukan untuk MTB adalah sepeda yang stabil, berat full bike di sekitar 9,5 kg – 11 kg ( untuk XC/Trails ), komponen yang kuat, dan yang paling penting setting / fitting sepeda sesuai postur tubuh kita dan sesuai dengan style karakter MTB’ers itu sendiri.

Sepeda fullsus type trails,enduro,4X,dirt jump,AM,DH pun jika disupport dengan komponen HUBS,BB,PULLY RD yang halus dan ringan diputar tentunya lebih akan lebih mantap dikendarai dan dikendalikan di trek MTB…
Yang diperlukan untuk kita sebagai Mountain Bikers adalah sepeda yang stabil untuk bermanuver melahap beberapa tikungan dan turunan, juga ringan digowes/digenjot saat trek datar dan menanjak….
Sepeda yang ringan hanya enak untuk digowes pada route jalan menanjak dan panjang, akan tetapi bagi newbie tentunya akan sulit mengendalikan bermanuver dan menjaga keseimbangan saat turunan dan tikungan pada beberapa trek yang memang dirancang untuk bersepeda XC / Trails…apalagi jika trek sedang basah./licin….akan tetapi,mungkin jika yang menggunakan sepeda tersebut adalah atlit / pembalap yang profesional tidak akan menjadi masalah dalam hal manuver…
Di jalan aspal datar dan panjang pun sepeda yang super ringan…. tanpa didukung ratio gear yang berbeda dari komponen yang digunakan / dijual pada umumnya, akan dilewati / disalip dengan sepeda yang mempunyai beban rata2 pada umumnya……” dengan catatan stamina yang sama berimbang antara rider bersepeda super ringan dan rider bersepeda biasa” … karena top speed sepeda yang super ringan tanpa didukung final gear yang berat pasti akan kehilangan traksi saat di jalan aspal datar yang panjang……ibarat motor balap salah setting gear….yang akhirnya pada power yang dikeluarkan untuk top speed tidak sesuai dengan ratio final gear…

Singkat kata, jadi kesimpulannya sepeda yang stabil dan ringan di gowes / genjot kuncinya adalah berada pada :
1. geometris frame yang sesuai dengan postur tubuh dan memang di design / di research untuk RACE
2. tekanan fork / suspensi ( merk mahal pun tetap harus di setting sesuai karakter MTB’ers itu sendiri dan kondisi trek yang sering kita kunjungi )
3. Bottom bracket ( BB ) / bisa dicoba dengan ceramics bearing yang pasti lebih ringan dan halus saat digowes
4. Hubs / wheel set
5. Ban / tyre
6. Pully RD ( berpengaruh pada halusnya putaran rantai )

Semoga informasi ini bisa merubah pandangan kita bahwa sesungguhnya setting sepeda MTB berbeda dengan sepeda Road Race yang memang beban yang ringan adalah syarat diutamakan…. beli komponen – komponen yang bermanfaat….sepeda yang ringan diangkat belum tentu ringan digowes

Sumber : Bukit Tinggi Mountain Bike